Sabtu, 22 Maret 2014

wahabi,,bacalah ,,,KUMPULAN FATWA IBNU TAIMIYAH

KUMPULAN FATWA IBNU TAIMIYAH
Saudaraku, simaklah fatwa-fatwa Ibnu Taimiyah berikut ini :
KUMPULAN FATWA IBNU TAIMIYAH - al islam
TENTANG MAULID NABI SAW

"Mereka yg mengagungkan maulid mendapat pahala yang besar karena tujuan baik dan pengagungan mereka kepada Rasulullah saw."
(kitab "Iqtidha' as-Shirath al-Mustaqiim.", hal . 269).
Terjemahan selengkapnya :

"Segala puji bagi Allah, amma ba'du,
Peringatan maulid Nabi saw, itu tergolong bid'ah hasanah. Peringatan semacam ini sdh ditradisikan sejak ratusan tahun silam. Peringatan ini merupakan kesepakatan yg dilakukan oleh raja-raja, para ulama masayikh. Termasuk para ahli hadits, pakar fiqih, orang2 zuhud, para ahli ibadah dan berbagai individu kalangan awam."

Di samping itu, peringatan ini punya dasar yg kuat yg diambil dg cara istinbath seperti telah dijelaskan oleh al-Imam al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani dn para ulama ahlussunnah yg lain."

Penulis mengatakan :"Di antara bid'ah dn kesesatan para penentang tawassul, mereka mengharamkan maulid secara ekstrem. Bahkan seorang tokohnya "Abu Bakr al-Jazairi" , semoga Allah memberikan hidayah kepadanya, bahwa ia berkata :"Sembelihan yg disediakan untuk suguhan maulid itu lebih haram dari daging babi."

Mari kita simak juga pada kitabnya Ibnu Taimiyah (seorang filosof Mujassim, wafat thn. 728 H) "Iqtidha' as-Shirath al-Mustaqiim", cet. Darul-fikri ; Lebanon (1421 H), hal. 269, ia berkata :
"Adapun mengagungkan maulid dan menjadikannya acara rutinan, segolongan orang terkadang melakukannya. Dan mereka mendapatkan pahala yg besar krn tujuan baik dan pengagungan kepada Rasulullah saw."

TENTANG TAWASSUL

Ibnu Taimiyah meriwayatkan kisah Abdullah bin Umar ra yg sembuh dari lumpuhnya setelah ber-istighatsah dgn memanggil nama Nabi saw. Dlm kitabnya "al-Kalimut-Thayyib", cet. Darul-Qutub Ilmiah, Beirut 1417 H ; hal. 123, ia berkata :
"Dari al-Haitsam bin Hanasy dia berkata :"Kami
sedang bersama Abdullah bin Umar ra, tatkala tiba-tiba kakinya mendadak lumpuh, maka seseorang menyarankan,"Sebutkan nama orang yg paling kamu cintai!" Maka Abdullah bin Umar berseru,"Ya, Muhammad." maka diapun seakan-akan terlepas dari ikatan (sembuh seketika)."

Menurut segolongan umat zama akhir yang sesat, ini termasuk kufur dan syirik, istighatsah dgn memanggil nama Nabi saw setelah beliau saw wafat (penyunting mendapat fatwanya yg kontradiksi dgn kitabnya ini tentang tawassul, dia berkata "tawassul kpd Nabi saw setelah wafatnya adalah bid'ah yg diada-adakan."

TENTANG KARAMAH PARA WALI

Dlm "Majmu' Fatawa" jilid 4: hal. 379, Ibnu Taimiyah mengakui keberadaan wali Qutub, Autad dan wali Abdal. Dia menegaskan, jika malaikat mebagi rizki dan mengatur alam, maka
orang-orang shaleh bisa berbuat lebih dari para malaikat (dengan izin Allah_peny). Apalagi para wali Qutub, Autad, Ghauts, Wali Abdal dan Nujaba'."

TENTANG AMALAN UNTUK ORANG MATI

Ibnu Taimiyah menegaskan bahwa barang siapa mengingkari sampainya amalan orang hidup pada orang yg meninggal, maka mereka TERMASUK AHLI BID'AH.

Dlm kitab dn jilid yg sama, hal. 306, ia mengatakan :"Para imam telah sepakat bahwa mayit bisa mendapat manfaat dari hadiah orang lain. Ini termasuk hal yg pasti diketahui dlm
agama Islam, dan telah ditunjukkan dg dalil kitab, sunnah, dan ijma' para ulama. BARANG SIAPA YG MENENTANG HAL TERSEBUT, MAKA DIA TERMASUK AHLI BID'AH.

TENTANG TASAWWUF

Dlm kitab yg sama, jilid 10 ; hal. 507, dia berkata :"Adapun para imam Sufi dan para Syaikh yg dulu dikenal luas, seperti Imam Junaid bin Muhammad beserta pengikutnya, Syaikh Abdul Qadir al-Jailani serta lainnya. Maka, mereka adalah orang-orang yg paling teguh dlm melaksanakan perintah dan larangan Allah swt."
Dlm jilid 2, hal. 18 Ibnu Taimiyah berkata :"Yang benar, para sufi adalah mujtahidin dlm taat kepada Allah."
Majmu' Fatawa jilid 3: hal. 363-379, surat kepada Syeikh Adi bin Musafir al-Umwi :
"Dari Ibnu Taimiyah kpd penerima surat ini, kaum muslimin yg tergolong Ahlussunnah wal jama'ah, yg bernisbath pada jama'ah al'arif, seorang panutan, yg penuh berkah, Adi bin Musafir al-Umawi.
Karenanya, banyak di antara kalian orang2 shaleh yg taat beragama."
Di antara orang2 zuhud dn ahli ibadah dr golongan kalian terdapat mereja yg punya kepribadian bersih, jalan yg diridhai, ahli mukasyafah dan tasarruf.
Di antara kalian juga terdapat para wali Allah yg bertaqwa dan menjadi buah tutur yg baik di alam raya."
(Maktabah Syamilah versi 2, juz 1 : hal. 285-286).

Dlm kitab "Minhajus-Sunnah, jilid 4; hal. 155" Ibnu Taimiyah mengakui khirqah (sanad) para imam Sufi.
"Kirqah itu ada banyak macamnya. Yg paling masyhur ada dua, yakni khirqah yg bersambung kpd Sayyidina Umar, dan khirqah yg bersambung kpd Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Khirqah Umar memiliki dua sanad, sanad kpd Uwais al-Qarniy dan sanad kpd
Abu Muslim al-Khalani. Adapun khirqah yg dinisbathkan kpd Ali bin Abi Thalib sanadnya sampau kpd Imam Hasan al-Bashri.

TENTANG MUHAMMAD SAW PENGHULU MAKHLUK

Dlm kitab "Majmu' Fatawa", jilid 11 : hal. 98 :
"Nabi Muhammad saw, adalah esensi kedua mata ini. Beliau saw merupakan poros segala pergerakan alam ini. Ia laksana puncak dari seluruh penciptaan. Maka tak bisa dipungkiri lagi bahwa untuknyalah seluruh alam ini diciptakan. Kalau bukan karena beliau saw, tak akan wujud seluruh semesta ini.
Bila ucapan ini dan semisalnya ditafsirkan sesuai dg al-Qur'an dan Hadits maka hendaknya diterima.

Saudaraku,
Jika keyakinan kita, yg selama ini kita pegang erat-erat, lalu ternyata "salah" atau kasarnya dianggap sesat oleh orang lain yg lebih kuat hujjahnya, maka sebagai mukmin sejati, hendaknya menerima dan taubat. Walau jiwa menjadi lemah/kurang bersemangat. Ingat, Allah swt lebih bahagia menerima kembalinya seorang hamba yg bertaubat, dari pada bahagianya seorang musafir yg kehilangan unta
dan perbekalannya di tengah padang sahara, lalu menemukannya kembali.

Janganlah takabur, takut kehilangan pamor, kedudukan di sisi manusia. Tapi, lebih mulia di hadapan Allah. Dg dianugerahkan rahmatnya (ditunjuki-Nya) jalan kebenaran yg sebenar-benarnya.

Saudaraku,
Begitulah, Imam mereka yg sangat mereka kagumi, ternyata tdk sama dengan mereka, kaum zaman akhir yg kadang mengkafirkan saudaranya muslim, menganggap bid'ah dan sia-sia amalan lain orang sesama muslim. Mengenai karamah para wali dianggap takhayul, dll. Tapi, biarkan mereka. Semoga kita dianugerahi taufik dan hidayah-Nya selalu, untuk keselamatan dunia dan akherat. Aamiin..

Oleh : Zahed el-Mushaffiy

Tidak ada komentar :

Posting Komentar